INFO KESEHATAN : AYO KENALI JANTUNG KORONER


Data yang diperoleh dari  World Health Organization  (2017)  menyebutkan angka kematian oleh karena penyakit kardiovaskular (CVD) sebesar  17,7 juta orang setiap tahunnya dan 31% merupakan penyebab dari seluruh kematian global. Angka kematian akibat penyakit kardiovaskular diprediksi akan terus meningkat dari tahun ke tahun dan diperkirakan pada tahun 2030 akan mencapai 23,3 juta kematian. Menurut Kementerian Kesehatan RI (2014) Indonesia juga akan mengalami peningkatan penderita penyakit kardiovaskular dan kondisi ini akan memberikan beban kesakitan, kecacatan dan beban sosial ekonomi bagi keluarga penderita, masyarakat, dan Negara.  (N, A, Stang, & Russeng, 2018)
Kembali ke istilah penyakit jantung koroner. Koroner berasal dari bahasa Yunani yang berarti “mahkota” dan merupakan pebuluh darah berdiameter 3-4mm yang meliuk-liuk di permukaan jantung. Lewat saluran pembuluh inilah darah mengalir dan memberikan energi bagi jantung agar dapat terus memompa tanpa henti. Apabila liang pembuluh ini menyempit atau tersumbat, timbullah PJK. Manifestasi Klinis atau perwujudan PJK ini bisa berupa sakit dada khas PJK yang terasa kala beraktivitas fisik, payah jantung, mual, lemah. (Yahya, 2010)
Faktor risiko PJK dapat dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu faktor risiko yang dapat dikurangi, diperbaiki atau dimodifikasi, dan faktor risiko yang bersifat alami atau tidak dapat dicegah. Faktor risiko yang tak dapat diubah adalah usia (lebih dari 40 tahun), jenis kelamin (pria lebih berisiko) serta riwayat keluarga. Faktor risiko yang bisa dimodifikasi, antara lain dislipidemia, diabetes melitus, stres, infeksi, kebiasaan merokok, pola makan yang tidak baik, kurang gerak, Obesitas, serta gangguan pada darah (fibrinogen, faktor trombosis, dan sebagainya). (Iskandar, Hadi, & Alfridsyah, 2017)
Pencegahan  yang dilakukan untuk mengurangi faktor-faktor risiko bagi merek yang nyata-nyata mengidap PJK, ada plak pada arteri, atau telah mengalami serangan jantung atau stroke. Bila yang bersangkutan mau menangani masalahnya dengan serius, endapan palk kemungkinan besar dapat diperkecil, yaitu dengan berhenti merokok, berolahraga teratur dan mengikuti pola makan atau diet yang benar. (Soeharto, 2004)

Sumber :

Iskandar, Hadi, A., & Alfridsyah. (2017). Faktor Risiko Terjadinya Jantung Koroner pada Pasien Rumah Sakit Umum Meuraxa Banda Aceh. Jurnal Action: Aceh Nutrition Journal, II(1), 32-42.
N, M., A, R., Stang, & Russeng. (2018). Karakteristi dan Prevalensi Risiko Penyakit Kardiovaskuler pada Tukang Masak Warung Makan Tamalanrea di Wilayah Kerja Pusksmas Tamalanrea. Jurnal Kesehatan, XI(1).
Soeharto, I. (2004). Penyakit Janting Koroner dan Serangan Jantung (2nd ed.). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Yahya, A. F. (2010). Mencegah dan Mengatasi PENYAKIT JANTUNG KORONR secara Tepat dan Cepat. Bandung: PT Mizan Pustaka.


Posting Komentar

0 Komentar