Kejadian bencana tanah longsor merupakan
salah satu bencana yang sering terjadi di Indonesia terutama saat musim
penghujan tiba. Bencana tanah longsor seringkali dipicu
karena kombinasi dari curah hujan yang tinggi, lereng terjal, tanah yang kurang
padat serta tebal, terjadinya pengikisan, berkurangnya tutupan vegetasi, dan
getaran.
Tanah longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa
batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran tersebut, bergerak ke
bawah atau keluar lereng. Proses terjadinya tanah longsor dapat diterangkan
sebagai berikut: air yang meresap ke dalam tanah akan menambah bobot tanah.
Jika air tersebut menembus sampai tanah kedap air yang berperan sebagai bidang
gelincir, maka tanah menjadi licin dan tanah pelapukan di atasnya akan bergerak
mengikuti lereng dan keluar lereng.
MENGAPA KITA HARUS MEMPERSIAPKAN LANGKAH-LANGKAH ANTISIPASI PRABENCANA TANAH LONGSOR?
Bencana longsor biasanya terjadi begitu
cepat sehingga menyebabkan terbatasnya waktu untuk melakukan evakuasi mandiri.
Material longsor menimbun apa saja yang berada di jalur longsoran. Oleh karena
itu, kita harus melakukan pencegahan untuk mengurangi
resiko bencana tanah longsor tersebut.
BERIKUT INI BEBERAPA CARA UNTUK MENGURANGI BENCANA TANAH LONGSOR:
- Mengurangi tingkat keterjalan lereng permukaan maupun air tanah. (Perhatikan fungsi drainase adalah untuk menjauhkan air dari lereng, menghindari air meresap ke dalam lereng atau menguras air ke dalam lereng ke luar lereng. Jadi drainase harus dijaga agar jangan sampai tersumbat atau meresapkan air ke dalam tanah).
- Pembuatan bangunan penahan,
jangkar (anchor) dan pilling.
- Hindarkan daerah rawan bencana
untuk pembangunan pemukiman dan fasilitas utama lainnya.
- Erasering dengan sistem
drainase yang tepat (drainase pada teras - teras dijaga jangan sampai menjadi
jalan meresapkan air ke dalam tanah).
- Penghijauan dengan tanaman yang
sistem perakarannya dalam dan jarak tanam yang tepat (khusus untuk lereng
curam, dengan kemiringan lebih dari 40 derajat atau sekitar 80% sebaiknya
tanaman tidak terlalu rapat serta diseling-selingi dengan tanaman yang lebih
pendek dan ringan, di bagian dasar ditanam rumput).
- Mendirikan bangunan dengan
fondasi yang kuat.
- Melakukan pemadatan tanah di sekitar perumahan serta pengenalan daerah rawan longsor.
- Pembuatan tanggul penahan untuk runtuhan batuan (rock fall).
- Penutupan rekahan di atas lereng untuk mencegah air masuk secara cepat ke dalam tanah.
- Pondasi tiang pancang sangat disarankan untuk menghindari bahaya liquefaction
- Utilitas yang ada di dalam tanah harus bersifat fleksibel.
- Dalam beberapa kasus relokasi sangat disarankan. Menanami kawasan yang gersang dengan tanaman yang memiliki akar kuat, banyak dan dalam seperti nangka, durian, pete, kaliandra dan sebagainya.
- Tidak mendirikan bangunan permanen di daerah tebing dan tanah yang tidak stabil (tanah gerak).
- Membuat selokan yang kuat untuk mengalirkan air hujan.
- Waspada ketika curah hujan tinggi.
- Jangan menggunduli hutan dan menebang pohon sembarangan.
APA YANG DILAKUKAN KETIKA BENCANA LONGSOR TERJADI
- Segera evakuasi diri untuk menjauhi suara gemuruh atau arah datangnya longsor.
- Apabila mendengar suara sirine peringatan longsor, segera evakuasi ke arah zona evakuasi yang telah ditentukan (Beberapa wilayah di Indonesia telah terpasang Sistem Peringatan Dini Longsor)
- Hindari wilayah longsor karena kondisi tanah yang labil.
- Apabila hujan turun setelah longsor terjadi, antisipasi longsor susulan.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana RI, (2019). Buku
Saku : Tanggap Tangkas Tangguh Menghadapi Bencana.
0 Komentar